SP SOROT PERITIWA MEDIA ONLINE TAJAM AKURAT TERPERCAYA OKNUM TNI DIDUGA JADI PAYUNG SABUNG AYAM MALANG: POLISI DAN MEDIA PILIH BUNGKAM

OKNUM TNI DIDUGA JADI PAYUNG SABUNG AYAM MALANG: POLISI DAN MEDIA PILIH BUNGKAM


Malang - SorotPeritiwa.com

Sabtu 16 Agustus 2025, Suara teriakan membahana, asap rokok mengepul, dan uang berpindah tangan dengan cepat. Di lapangan terbuka wilayah Kabupaten Malang, sabung ayam bukan lagi sekadar perjudian gelap—ia menjelma seperti pesta rakyat yang disahkan tanpa surat izin. Puluhan pasang mata menyaksikan ayam jago dipaksa bertarung hingga berdarah, sementara aparat dan hukum entah ke mana.

Yang membuat ironi ini semakin kelam, arena tersebut diduga tak hanya dilindungi oknum aparat, tapi juga segelintir awak media. Lebih mencengangkan lagi, praktik ini disebut-sebut berada di bawah “payung” kuat dari diduga oknum TNI berinisial PR, yang dikabarkan ikut menjamin arena sabung ayam tetap aman dari sorotan hukum. Pers yang mestinya menjadi mata rakyat malah berbalik menjadi perisai perjudian, mengkhianati esensi jurnalisme itu sendiri.

“Kalau tidak ada yang membekingi, tidak mungkin bisa jalan bebas begini. Semua orang tahu, tapi semua pura-pura buta,” tutur seorang warga dengan getir, meminta namanya tidak disebutkan.

Padahal aturan hukum jelas tak memberi celah. Pasal 303 KUHP serta UU No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian tegas mengancam pidana bagi siapa pun yang terlibat. Konstitusi pun menegaskan asas equality before the law dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945: setiap orang sama di mata hukum. Namun kenyataan di Malang justru menunjukkan sebaliknya—hukum yang tumpul ke atas tapi tajam ke bawah.

Pertanyaan kini tertuju pada Polres Malang: apakah aparat berani menertibkan perjudian yang terang-terangan ini, atau justru memilih bungkam, membiarkan sabung ayam jadi simbol runtuhnya wibawa hukum di tanah Malang?

Setelah berita ini diturunkan, tim SorotPeritiwa.com akan meminta konfirmasi resmi kepada Polres Malang, pihak-pihak terkait, serta institusi TNI mengenai dugaan keterlibatan oknum berinisial PR dalam praktik kotor ini.

Penulis :  Yoyon Agus Herdiono

Lebih baru Lebih lama